Kamis, 23 Oktober 2025 – Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB) Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) telah sukses menyelenggarakan Seminar Nasional Now or Never 2025 dengan tema From Struggle to Stability: The Power of Investing yang diselenggarakan oleh teman teman dari Investor Club. Acara ini menghadirkan Bapak Fithra Faisal Hastiadi, S.E., M.M.G., Ph.D., seorang Senior Macro Strategist di PT. Samuel Sekuritas Indonesia dan juga seorang dosen di Universitas Indonesia. Lalu ada pembicara kedua Prof. Dr. Budi Frensidy, S.E., Ak., M.Com., CA., CSA., CFP., CFA., CIB., CWM., CRP., ACPA., CPA. yang menjabat sebagai Komisaris Independen Samuel Aset Manajemen. Serta Moderator yaitu Bapak Dr. Dr. Robiyanto, S.E., M.M., CSA, CRP, CSRS, CACP.. Acara ini berlangsung di Auditorium FTI yang dihadiri oleh mahasiswa dari berbagai fakultas. Seminar Nasional ini merupakan salah satu rangkaian dari acara Dies Natalis FEB UKSW.
Pembukaan acara berlangsung khidmat dengan doa, dilanjutkan dengan menyanyikan lagu Indonesia raya serta Mars Satya Wacana. Acara juga dibuka dengan sambutan dari pembimbing Investor Club yaitu Bapak Dr. Dr. Robiyanto, S.E., M.M., CSA, CRP, CSRS, CACP. Dilanjutkan dengan sambutan dari ketua panitia dan ketua investor club yaitu Saudari Elisa Brenda Putri Nugraheny dan Adam Bima Saputra, selanjutnya sambutan dari ketua BK3 Bapak Dhian Aditya, SPd., ME. dan Wakil Dekan FEB UKSW Bapak Ronny Prabowo, S.E., M.Com., Akt., Ph.D.
Kemudian acara dilanjutkan dengan pembacaan CV pembicara pertama oleh moderator Dr. Dr. Robi. Lalu dilanjutkan dengan pembahasan materi pertama “Harnessing Dynamics: The Quest for Growth” yang dibawakan oleh Bapak Fithra. Beliau memaparkan pandangan makronya dengan menyoroti potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia, menyoroti Indonesia sebagai salah satu negara dengan “pertumbuhan PDB tertinggi pada tahun 2025.” Bapak Fithra banyak membahas pentingnya efisiensi biaya (cost efficiency) dengan studi kasus Tiongkok dan AS, serta menganalisis strategi tokoh global dalam dinamika ekonomi, menekankan bahwa “Trump bukanlah ‘completely random person’ (orang yang sepenuhnya acak) namun sudah menduga dan merencanakan langkah-langkahnya secara strategis.” Sesi ini ditutup dengan tanya jawab interaktif.

Sesi dilanjutkan dengan Prof. Budi Frensidy yang membawakan materi “Sustainability: Another Criterion after Return and Risk”. Beliau menekankan bahwa investasi kini wajib memasukkan aspek Keberlanjutan (ESG), bukan hanya return dan risk. Prof. Budi Frensidy menyoroti transformasi pedoman Good Corporate Governance (GCG) dari TARIF menjadi ETAK yang mengintegrasikan keberlanjutan. Beliau menjelaskan, “Investor mengurangi risiko dengan biaya, yaitu lower expected return. Namun, dengan fokus pada Keberlanjutan dan ESG, kita dapat mencapai Penciptaan Nilai yang Berkelanjutan.” Hal ini didukung data pasar di mana konsumen bersedia membayar sustainability premium sebesar 9,7%. Sesi ini menekankan perubahan paradigma investasi menuju tanggung jawab sosial dan lingkungan. Setelah pemaparan yang mencerahkan.

Sebagai penutup sesi seminar, dilakukan penyerahan plakat kepada kedua pembicara sebagai tanda terima kasih dari panitia dan dilanjutkan dengan foto bersama. Setelah itu, seluruh peserta dan panitia memasuki waktu Ishoma. Untuk menghangatkan kembali suasana, acara dilanjutkan dengan ice breaking berupa “Chemistry Challenge” yang seru. Kemudian, dilakukan pengumuman pemenang Lomba Trading SPM Level 2.
Seminar Nasional NOW OR NEVER 2025 ditutup dengan khidmat melalui doa penutup, menandai suksesnya salah satu rangkaian acara Dies Natalis FEB UKSW ini. Diharapkan seminar ini tidak hanya menjadi kegiatan seremonial, tetapi menjadi titik balik bagi mahasiswa untuk segera memulai perjalanan investasi mereka.